Kamis, 02 Oktober 2014

Wajah Tyrus??? Bisa secara alami

Dikutip dari www.GalangPratama.com

Cara Membuat Wajah Tirus alami memang bisa dibilang sulit bahkan banyak cara yang dilakukan terbilang konyol. Untuk kali ini akan kami jabarkan cara membuat wajah tirus secara alami. Dengan berbagai media yang mudah ditemui disekitar kita, usaha ini bisa dilakukan untuk mencoba seberapa besar segi keberhasilan saat mencoba berbagai macam cara dalam membuat waja tirus yang alami.
Cara Membuat Wajah Tirus Yang Alami
Sebelumnya wajah tirus saat ini mulai marah dan digandrungi oleh pria maupun wanita, namun paling banyak dari wanita yang sering menginginkan wajah tirus dan terlihat elegan. Untuk memberikan kesan tirus biasanya sering dilakukan menggunakan make up, sehingga hanya bertahan saat make up tersebut dipakai. Nah, apakah bisa menjadikan wajah tirus secara alami dan bersifat permanent. Jawabannya adalah tidak bisa, bahkan operasi sekalipun dengan suntik botox hanya mampu bertahan hingga 6 bulan lamanya setelah itu harus melakukan operasi kembali untuk mendapatkan wajah tirus tersebut.
Berikut ini cara yang mungkin bisa digunakan untuk membuat wajah tirus secara alami :
  • Tersenyum : sering – seringlah tersenyum untuk merelaksasi otot pada bagian wajah. Ingat senyuman sering kali membuat orang disekitar kita juga ikut senang loh.
  • Menguyah permen karet : permen karet selain bisa mengurangi tingkat stress yang biasanya terjadi saat menghadapi sesuatu juga mempunyai efek lain seperti untuk olahraga otot wajah dan rahang.
  • Memijat Pipi : dengan menggunakan teknik pijatan dari dagu keatas wajah dapat membuat wajah tidak kendur. Hal ini dilakukan dengan mata tertutup serta rasakan sensainya.
  • Mulut Ikan : nah yang sering selfie bisanya tahu, bibir monyong sedikit dihisap kedalam selama 20 detik kemudian lepaskan. Gunakan cara ini selama 10 kali setiap hari untuk mendapatkan hasil maksimal.
Keempat cara membuat wajah tirus yang alami sudah kami jabarkan, ajngan lupa tetap makan – makanan yang sehat serta bergizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam menyuplai segala aktivitas kita setiap harinya. Selain itu bisa berdampak pada kesehatan kita, dengan adanya cara tersebut bisa dijadikan salah satu usaha untuk mendapatkan wajah tirus secara murah, mudah dan tanpa operasi. Namun jika ingin mendapatkan perawatan khusus maka ada baiknya menghubungi dokter yang ada di kota kamu serta berkonsultasi untuk mendapatkan wajah tirus yang sehat, cantik dan elegan.

Kanker Mulut Rahim

 

Gejala Kanker Serviks, Penyebab dan Faktor Resiko

Gejala kanker serviks, penyebab, faktor resiko dan cara pencegahan. Apa itu kanker serviks alias Cervical Cancer? Kanker serviks adalah satu dari banyak kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Human papillomavirus (HPV) memainkan peran akan timbulnya banyak kasus kanker serviks. Wanita pengidap kanker mulut rahim ini akan mempunyai beberapa gangguan, diantaranya rasa nyeri dan pendarahan saat berhubungan intim.

Kanker Serviks
Ketika terkena HPV, sistem imun tubuh biasanya mencegah virus tersebut berkembang di dalam tubuh. Pada kasus kanker serviks, virus HPV bertahan hidup di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan mengubah beberapa sel pada permukaan leher rahim menjadi sel kanker. Kanker serviks biasanya terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun.

Gejala Kanker Serviks

Anda mungkin sama sekali tidak mengalami gejala kanker serviks – pada tahap awal kanker serviks biasanya tidak menunjukkan tanda dan gejala. Inilah mengapa pemeriksaan menjadi penting.

Tanda dan gejala kanker serviks pada tahap lanjut antara lain:
  • Pendarahan pada vagina ketika berhubungan, saat tidak dalam periode datang bulan atau setelah menopause.
  • Basah atau keluar darah pada vagina yang kental dan berbau.
  • Sakit pada pinggul atau nyeri ketika berhubungan.

Penyebab & Faktor Risiko

Penyebab Kanker Serviks


Secara umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang tidak normal. Sel yang normal akan tumbuh dan melipatgandakan secara teratur. Akan tetapi sel kanker tumbuh dan melipatgandakan diri secara tidak terkontrol dan sel tersebut tidak mati. Akumulasi dari sel tersebut akan menjadi besar dan disebut dengan tumor. Sel kanker menyerang jaringan tubuh terdekat dan dapat memecah dari sumbernya untuk menyebar ke manapun di bagian tubuh.

Ada dua tipe umum kanker serviks
  1. Squamous cell carcinomas terdapat pada bagian bawah serviks. Tipe ini menjadi penyebab sekitar 80 sampai 90 persen kanker serviks.
  2. Adenocarcinomas terjadi pada bagian atas serviks. Tipe ini menjadi penyebab 10 sampai 20 persen kanker serviks.

Apa yang menjadi penyebab sel squamos atau sel glandular menjadi tidak normal dan berkembang menjadi kanker tidak jelas. Tetapi virus HPV memainkan peran dalam hal ini. Bukti menunjukkan bahwa virus HPV ditemukan pada semua kasus kanker serviks. Tetapi di sisi lain banyak pula wanita yang memiliki virus HPV tidak pernah mengalami kanker serviks. Ini berarti ada kemungkinan faktor lain juga memainkan peran, seperti genetik, lingkungan atau gaya hidup.

Faktor Risiko Kanker Serviks


Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks antara lain:
  • Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
  • Melakukan hubungan seksual saat usia dini
  • Penyakit seksual menular lain
  • Sistem imun tubuh yang lemah
  • Merokok

Pencegahan Kanker Serviks


Anda dapat mengurangi risiko kanker serviks dengan mengambil tindakan pencegahan infeksi virus HPV. Gunakanlah kondom ketika berhubungan seksual karena hal tersebut dapat mengurangi risiko terinfeksi virus HPV.

Sebagai tambahan adalah dengan :
  • Menunda hubungan seksual sampai usia matang
  • Setia pada pasangan
  • Hindari merokok
  • Gunakan vaksinasi pencegah HPV
  • Ikuti prosedur pemeriksaan serviks (pap smear test)

Kanker serviks bisa menyerang wanita mana saja, terutama mereka yang kurang menjaga kesehatan reproduksinya. Jadi jagalah selalu kesehatan anda dengan pola hidup sehat. Semoga bermanfaat.

HYDROCEPALUS, perlu diketahui.........

Kita mengenal “Hydrocephalus” sebagai suatu kelainan yang biasanya terjadi pada bayi, dan ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Namun apa sebenarnya hydrocephalus dan bagaimana penanganannya ?
Dalam keadaan normal, tubuh memproduksi cairan otak (Cairan Serebro Spinal = CSS) dalam jumlah tertentu, untuk kemudian didistribusikan dalam ruang-ruang ventrikel otak, sampai akhirnya diserap kembali. Dalam keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan kembali, terjadi penumpukan cairan otak di ventrikel. Kondisi inilah yang dalam istilah medis dikenal sebagai “hydrocephalus”.
Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrocephalus juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan didiagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang tengkorak. Terlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin membesar seiring bertambahnya tumpukan CSS. Sedangkan pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar. Akibatnya berapapun banyaknya CSS yang tertumpuk, takkan mampu menambah besar diameter kepala.
Berdasarkan waktu terjadinya, dikenal hydrocephalus congenital dan didapat (acquired). Congenital berarti hydrocephalus terjadi karena proses patologis sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi lahir dengan diameter kepala yang lebih besar dari normal (disproporsi craniofacial). Kondisi ini seringkali menimbulkan persalinan yang macet akibat sulitnya kepala bayi melewati jalan lahir. Tidak jarang bayi akhirnya harus dilahirkan dengan Sectio Caesaria.
Acquired berarti hydrocephalus terjadi pasca kelahiran, baik pada masa bayi, kanak-kanak maupun dewasa. Penyebabnya antara lain infeksi atau Inflamasi yang mengenai otak dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkus otak (meninges). Penyebab lain adalah tumor, perdarahan otak, maupun obstruksi (bendungan) vena.
Baik Congenital maupun acquired, memberikan tanda dan gejala yang sama. Hanya waktu timbulnya saja yang berbeda. Hydrocephalus pada bayi lebih mudah dikenali. Tampak lingkar fronto-occipital (lingkar kepala) yang meningkat abnormal. Ukuran kepala bayi yang melebihi normal ini mengakibatkan kulit kepala tampak licin, tegang, dan pembuluh-pembuluh darah di kulit kepala tampak lebih jelas (prominent). Pada kedua mata tampak seperti gambaran matahari tenggelam (“Sunset phenomenon”). Penumpukan cairan yang terus menerus, mendesak kompartemen otak sehingga tekanan intracranial meningkat, ditandai munculnya keluhan mual-muntah,pusing sampai kejang. Diatas semuanya, bayi dengan hydrocephalus terganggu proses tumbuh kembangnya karena proses perjalanan penyakitnya, maupun karena asupan gizi yang berkurang.
Pada penderita dewasa tanda klinis tidak sejelas pada bayi. Patokan yang digunakan adalah tanda-tanda kenaikan tekanan intracranial. Untuk membantu penegakan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis dan laboratoris. Baik pada penderita bayi maupun dewasa, pemeriksaan radiologis yang menjadi gold standard adalah CT SCAN. Sedangkan pemeriksaan laboratoris meliputi pemeriksaan darah dan CSS untuk mendeteksi adanya infeksi.
Setelah diagnosis hydrocephalus tegak, tindakan harus diambil sesegera mungkin, sebab bila dibiarkan dapat mengakibatkan kerusakan otak yang permanent. Pada prinsipnya terapi hydrocephalus ditujukan untuk memperlancar drainage (aliran pembuangan) CSS melalui prosedur pembedahan. Tujuan drainage adalah untuk mengalirkan CSS ke ruang lain dan untuk menurunkan tekanan intracranial. Dikenal beberapa metode drainage, antara lain external ventricular drainage, dimana CSS dikeluarkan dari intracranial melalui suatu lubang. Metode lainnya adalah shunting, ialah mengalirkan CSS ke ruangan lain melalui suatu selang yang menghubungkan ventrikel otak dengan organ tubuh lain. Dikenal Ventrikulo-peritoneal Shunt, yaitu pengaliran CSS dari ventrikel otak ke peritoneum di rongga abdomen, ada pula shunting dari ventrikel otak ke atrium jantung (Ventrikulo-atrial shunt).

Rabu, 01 Oktober 2014

SHARE ASKEP :)




Undip.png

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.W DENGAN KASUS IRITASI LAMBUNG
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Kebutuhan Biologis dan Fisiologis II
Dosen Pembimbing: Sarah Ulliya, S.Kp., M.Kes







Disusun oleh:
Niken Wulan Hasthi Murti
NIM: 22020113130066


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN, FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014









I.                   PENGKAJIAN
A.    IDENTITAS KLIEN
Nama                           : Nn.W
Usia / Tanggal lahir     : 18 tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Suku/Bangsa               : jawa /Indonesia
Agama                         : Islam
Pekerjaan                     : Mahasiswa
Pendidikan                  : S1
Alamat                        : Jl. Mulawarman selatan Perum Permata Tembalang blok Ephorbia no.4
Diagnosa Kep :

B.     KELUHAN UTAMA
Pasien merasa mual, pusing sakit bagian perut. Sebelumnya pasien mengatakan telah melakukan perjalanan jauh pada pagi hari, sebelum klien berangkat klien meminum teh manis. Sesampai nya ditempat tujuan pasien kuliah perutnya terasa sangat nyeri dan tubuhnya lemas berkeringat.
C.     RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
-Riwayat keluhan utama:
pasien merasa tidak nyaman dengan yang dirasakan nyeri di ulu hati.
- upaya yang telah dilakukan  adalah:
mengkonsumsi obat yang dibeli di swalayan (promagh)
- Terapi/ operasi yang pernah dijalani: tidak ada( masuk terapi)
D.  RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
-          Penyakit berat yang penah diderita
Pasien tidak pernah memiliki penyakit kronik atau akut
-          Obat–obatan  yang  biasa dikonsumsi
Tidak ada
-          Kebiasaan  pasien berobat
Pasien jarang melaporkan keluhannya ke puskesmas atau klinik terdekat
-          Alergi
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok atau mengkonsumsi alkohol
E . RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
      Keluarga pasien pernah mengalami mengalami keluhan penyakit yang sama yaitu iritasi lambung.
Ny.S
Tn.D
Ny.K
Tn.W
                                                     
Ny.W
Ny.N
Ny.N
Tn.J
Ny.P
Ny.l
Ny.J
Ny.T
Tn.A
NN.W
An.H
An. A
 







Keterangan :
             : Wanita
: Pria
: Berhubungan keluarga
: tinggal satu rumah
: klien
F. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR
1. Kebutuhan  Aktivitas dan Latihan
   Sebelum sakit:
Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri, sehari-hari pasien beraktivitas sebagai seorang mahasiswa.
Selama sakit:
Klien klien dapat beraktifitas seperti biasa namun merasa tidak nyaman.
2.  Kebutuhan Hygine Intergritas Kulit
Hygine
Sebelum sakit
Selama sakit
Mandi
2 kali/hari
1 kali/hari
Keramas
3kali/minggu
2kali/minggu
Sikat gigi
2kali/hari
2kali/hari
Memotong kuku
2kali/minggu
1 kali/minggu
Berganti pakaian
2kali/hari
2kali/hari

3. Kebutuhan Istirahat Tidur

Sebelum sakit
Selama sakit
Tidur siang
-
-
Tidur malam
4-5 jam
3 jam tidur tidak nyenyak

4. Kebutuhan Nutrisi Cairan
- Makan

Sebelum sakit
Selama Sakit
Frekuensi
3-4 kali/ hari
2 kali/ hari
Jenis Menu
Nasi, sayur, lauk
Nasi, sayur, lauk
Yang paling disukai
-
-
Yang  tidak disukai
-
-
Alergi
-
-





-Minum

Sebelum sakit
Selama sakit
Intake
4 gelas/hari
8 gelas/ hari
Yang  paling disukai
Air mineral
-
Yang  tidak disukai
-
-
Alergi
-
-

-          Antopometri

Sebelum sakit
Sesudah sakit
Berat badan
57 kg
55 kg
Tinggi badan
164
164

5. Kebutuhan Oksigenasi
Sebelum sakit:
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan pernafasan, kebutuhan oksigenasi tidak dibantu dengan alat bantu pernafasan.

Selama sakit:
Selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pernafasan akut/kronik dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan.

6. Kebutuhan Eliminasi
-          Eliminasi urine
Sebelum sakit, pasien tidak ,mengalami gangguan untuk eliminasi urine
Selama sakit frekuensi untuk eliminasi urine tetap.
-          Eliminasi fekal
Sebelum sakit dan selama sakit pasien tidak mengalami perubahan eliminasi.
7. Kebutuhan Presepsi Sensori Kognitif
Neusensori
Keterangan
Orientasi
Baik
Penampilan
Pasien terlihat terawatt dengan baik
Memori
Baik
Perilaku
Kooperatif
Komunikasi
Baik dan antusias
Konsentrasi
Baik
Kognitif
Baik


8. Kebutuhan Termoregulasi
Sebelum sakit:
Suhu tubuh pasien normal antara 36˚-36,5˚C
Selama sakit: 36˚C
9. Kebutuhan Konsep diri
     Gambaran diri         : pasien merasa sakit yang mengganggu aktivitas seharian, mengganggu kenyamanan yang sebelumnya dirasakan dan merasa kerepotan.
     Ideal diri                 : pasien tentunya ingin merasakan sediakala.
     Identitas diri           : pasien menyebutkan teman dekat yang membantu.
     Harga diri                : pasien mengatakan sakit nya tidak mempengaruhi perannya dilingkungan perkuliahan. juga tidakk mempengaruhi harga diri.
10. Kebutuhan Stres Koping
     Sebelum sakit          : pasien menghilangkan stressor yang dihadapinya dengan berenang
     Selama sakit            : pasien mengatakan pasien mengatakan tidak terdapat aktivitas koping yang dilakukannya karena pasien merasa malas untuk beraktivitas lebih
11. Kebutuhan Komunikasi-Informasi
     Pasien tidak mengeluh adanya gangguan komunikasi dan untuk mendapatkan
informasi, pasien mengatakan dapat mengakses informasi dari internet dan televise
12. Kebutuhan Rekreasi
Sebelum sakit           : pasien melakukan rekreasi bersama teman-temannya sebulan sekitaran 2 kali.
Selama sakit             : hiburan yang dapat dirasakan pasien yaitu bermain handphone

G. PEMERIKSAAN FISIK
    
1.    Keadaan Umum : klien terlihat meringis
2.      Tanda- tanda Vital
Suhu             : 37,5oC
HT                : 85/menit
TD                : 70/60 mmHg
RR               : 24 kali/menit
3.      Mata     : mata pasien bersih tidak ada kotoran
4.      Hidung : tidak dapat nyeri saat ditekaan. Tidak ada secret yang mengganggu pernafasan.
5.      Mulut    : mukosa bibir normal, lidah tampak pucat
6.      Telinga : tidak dapat nyeri tekan pada telinga. Pendengaran pasien normal
7.      Leher    : terlihat normal, tidak ada pembesaran
8.      Abdomen          : terdapat nyeri tekan pada ulu hati.
9.      Kepala : tidak terdapat benjolan, rambut: normal tidak berketombe
10.  Terapi    : tidak ada

II.                ANALISA DATA

NO
Hari/ tanggal
Data focus
Masalah
Etiologi
Diagnosis
TTD
1
Jumat, 16 Mei 2014











DS:
-         Pasien mengatakan merasa mual dan pusing
-         P: Klien mengeluh nyeri saat beraktifitas, nyeri berkurang saat pasien duduk
-         Q: -
-         R: Daerah sekitar ulu hati
-         S: -
-         T: Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika pasien berjalan.
DO:
-       Pasien tampak memegangi perutnya
-       Pasien tampak meringis kesakitan
-       Pasien tampak gelisah.
Nyeri
Iritasi lambung dikarenakan peningkatan asam lambung
Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung dikarenakan peningkatan asam lambung

2
Jumat, 16 Mei 2014

DS:
-       Pasien mengatakan aktivitas sehari-harinya terganggu
-       Klien mengatakan merasa tidak nyaman,
DO: 
-       Klien terlihat lemas dan pucat.

  Kelemahan umum
Intoleran aktifitas (00092)
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

3











4.








Jumat, 16 Mei 2014






Jumat, 16 Mei 2014


DS:
-         Pasien mengatakan tidur nya terganggu karena nyeri.
DO:
-            Mata pasien terlihat hitam.
-            Wajah klien tampak lesu
DS:
-            Klien mengatakan kurag nafsu makan

DO:



Insomia






Kurang minat pada makanan
Ketidak nyaman fisik (nyeri)





Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Insomia berhubungan denganke tidak nyamanan fisik (nyeri)




Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang minat makanan









Prioritas masalah:
1.      Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung karena naiknya asam lambung
2.      Insomnia berhubungan dengan ke tidak nyamanan fisik (nyeri)
3.       
III.             INTERVENSI

NO. DX
Tujuan
Intervensi
Rasionalitas
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam diharapkan klien tidak merasakan nyeri dengan criteria hasil:
-       Keadaan pasien kembali normal
-          Pasien mampu mengetahui hal yang dapat  mengurangi rasa   nyeri
-          Pasien dapat mengatasi rasa nyeri saat nyeri tiba-tiba.
Pain Management
1.      Lakukan pengkajian nyeri PQRST.
2.      Menetapkan pengaruh yang kuat dari pengalaman nyeri sebagai kualitas  hidup (misal, tidur,nafsu makan, aktivitas,kesadaran,suasana hati, hubungan, pertunjukan pekerjaan dan aturan tanggung jawab ).
3.      Menetapkan pengaruh yang kuat dari pengalaman nyeri sebagai kualitas  hidup (misal, tidur,nafsu makan, aktivitas,kesadaran,suasana hati, hubungan, pertunjukan pekerjaan dan aturan tanggung jawab ).
4.      Eksplorasi dengan pasien faktor yang menambah/ memperburuk nyeri.
5.      Menyediakan informasi tentang nyeri ,seperti penyebab nyeri , berapa lama kan berakhir, dan antisipasi ketidaknyamanan
6.      Mengurangi atau mengeliminasi faktor yang mempercepat atau meningkatkan pengalaman nyeri (misal, takut, kelelahan , sifat yang membosankan  dan kekurangan pengetahuan).
7.      Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misal, biofeedback,TENS, hypnosis,relaksasi, guided imaginery,terapi musik,distraksi,terapi bermain,terapi aktivitas,acupressure, aplikasi panas/ dingin,dan pijat/messase) sebelum, setelah,dan ,jika mungkin , selama aktivitas nyeri ; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan berhubungan  dengan ukuran keringanan nyeri lain.


1.    Untuk mengetahui apa yang menyebabkan ketidaknyamanan pada klien
2.        Agar klien nyaman dalam mengungkapkan
3.        Agar klien nyaman dalam mengungkapkan
4.        Untuk mengetahui budaya yang biasa dilakukan klien saat nyeri
5.    Agar mengetahui nyeri masa lampau dan dapat menilai atau mengukur sehingga perawat dan tim kesehatan lain dapat menangani nyeri yang dirasakan klien
6.  Untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan klien
7.    Mengurangi nyeri pada klien dan agar tidak ketergantungan obat
















2



































3
Setelah dilakukan pengkajian 2x24 jam klien diharapakan dapt tidur nyenyak, dengan criteria hasil sebagai berikut:
-      Jumlah jam tidur tidak terganggu
-  Tidak ada masalah dengn pola, kualitas dan rutinitas tidur
-  Mengurangi kantung mata dan lingkaran hitam disekitar mata
-  tekanan darah klien stabil
-  klien tidak merasa pusing lagi karena kurang tidur
























Setelah melakukan pengkajian 2x24jam klien diharapkan tidak tampak lemas dan pucat lagi dengan criteria hasil
-     nafsu makan klien bertambah
-     berat badan klien stabil kembali

a.    Sleep enhancement
1.      Menginstruksikan kepada klien untuk memantau pola tidur
2.      Memantau pola tidur pasien dan jumlah jam tidur pasien.
3.      Memantau keterlibatan tingkat kelelahan/ aktivitas selama waktu bangun untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
4.      Mengatur lingkungan (contohnya cahaya, keramaian, temperature dan tempat tidur) untuk meningkatkan tidur.
5.      Menginstruksi pasien cara melakukan relaksasi otot atau bentuk non farmakologis atau yang lain untuk memudahkan tidur.
6.      Mengimplementasi control kenyamanan dari pijatan, posisi, dan sentuhan afektif.
7.      Menginstruksi pasien dan kerabat tentang factor (contonya fisiologi, psikologi, gaya hidup, dll) yang memberikan gangguan kepada tidur..
8.      Mengatur stimulus lingkungan  untuk menjaga siklus tidur siang dan malam.
9.      Berdiskusi dengan klien dan keluarga tentang teknik peningkatan tidur.
NUTRITION MANAGEMENT
1.      Menanyakan apabila pasien memiliki alergi makanan
2.      Mendorong ketepatan asupan kalori untuk tipe tubuh dan gaya hidup.
3.      Mendorong peningkatan asupan zat besi, dengan tepat.
4.      Menawarkan panganan (misal sering minum, buah segar/ jus segar), dengan tepat.
5.      Menyediakan pengganti gula, dengan tepat.
6.      Memastikan bahwa diet memasukkan makanan berserat tinggi untuk mencegah konstipasi.
7.      Menawarkan rempah sebagai pengganti garam.
8.      Menyediakan makanan dengan protein tinggi, kalori tinggi, bernutisi untuk pasien yang siap dikonsumsi, dengan tepat.
9.      Menyediakan pilihan makanan.
10.  Mangatur pola diet pasien, dengan tepat.
11.  Mengajarkan kepada pasien bagaiman menjaga diary makanan, jika diperlukan.
12.  Monitor catatan asupan mengenai kandungan gizi dan kalori.
13.  Menimbang pasien dengan jarak waktu yang tepat.
14.  Menyediakan informasi yang tepat mengenai kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memenuhinya.

1.    Supaya klien mengetahui dan tidak shock akibat medikasi terhadap pola tidur
2.      Agar klien mengerti pentingnya tidur yang adekuat
3.      Agar kualitas tidur klien bisa lebih baik
4.      Agar klien merasa nyaman sehingga tidak menurunkan kualitas tidur klien
5.      Agar klien dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur
6.      Agar mengetahui bagaimana kondisi dan kualitas tidur klien
7.      Agar waktu antara pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tidur terorganisir


















IV.             IMPLEMENTASI
NO.DX
Hari/tanggal/ Jam
Tindakan
Respons
TTD
1















1







1





1
















Jumat, 16 Mei 2014
14.00


1.    Lakukan pengkajian nyeri PQRST.














2.    Eksplorasi dengan pasien faktor yang menambah/ memperburuk nyeri.




3.    Mengkaji pengalaman nyeri masa lampau




4.    Mengajarkan klien teknik non farmakologi

5.     Mengimplementasi control kenyamanan dari pijatan, posisi, dan sentuhan afektif.
6.    Mengeksplor Menginstruksi pasien dan kerabat tentang factor (contonya fisiologi, psikologi, gaya hidup, dll) yang memberikan gangguan kepada tidur..


DS:
-       Klien mengeluh nyeri di bagian abdomen atas
P: nyeri disebabkan oleh iritasi lambung
Q: terasa perih dan tajam
R: Diabdomen atas dekat ulu hati
S: Skala Nyeri 6
T: Nyeri datang ketika klien mulai beraktifitas
DO:
-  Klien tampak pucat dan memegangi perutnya
DS:
-  Klien mengatakan nyeri bertambah ketika bergerak
DO :
-  Klien tampak memegangi perut saat berjalan.
DS:
-  Klien mengatakan pernah mengalami hal sama
DO: -
DS:
-       Klien mengatakan iya
DO:
-       Klien telah mencoba
DS:
-       Klien telah mengatakan bersedia
DO: -
DS:
-       Klien mengatakan tidurnya terganggu karena rasa nyeri
DO: -

2










3







3



1



2







Sabtu 17 Mei 2014
Jam 19.00
1.      Melakukan pengkajian keluhan pada klien









2.    Mengkaji asupan nutrisi pada klien





3.    Menanyakan apakah ada alergi pada makanan

4.    Mengajarkan klien teknik non farmakologi


5.     Mengimplementasi control kenyamanan dari pijatan, posisi, dan sentuhan afektif.



6.    Melakukan pengkajian nyeri


DS:
-       Klien mengatakan tidur tidak nyenyak sering terbangun
DO:
-       Klien tampak lemas dn di area mata terdapat kantung mata yang berwarna hitam



DS:
-       Klien mengatakan tidak nafsu untuk makan karena merasa perih dan mual
DO:
-       Klien nampak lemas
DS:
-       Klien mengatakan ada
DO:-

DS:
-       Klien mengatakan bersedia

DS:
-       Klien mengatakan bersedia
DO:
-       Klien membaringkan tubuhnya ke posisi nyaman
DS:
Klien mengatakan nyeri
P: Nyeri disebabkan iritasi lambung
Q: Terasa perih dan tajam
R: Abdomen bagian atas
S: Skala 4
T: saat klien beraktivitas



V.              EVALUASI
NO
Hari/tanggal
Evaluasi
TTD
1




2






Jumat 16 Mei 2014
14.00


Sabtu 17 Mei 2014
19.00
Dx.1
S: Klien mengeluh pada skala 6
O: Klien tampak meringis
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan semua intervensi
Dx.1
-  S: Klien mengeluhkan nyeri pada skala 4
-  O: Klien tampak sedikit meringis
-  A: Masalah belum teratasi
-  P: Lanjutkan intervensi
Dx.2
-  S: Klien Mengeluh kurang tidur
-  O: Wajah klien tampak ada kantung mata berwarna hitam
-  A: Masalah belum teratasi
-  P: Lanjutkan semua intevensi